Apabila air tawar yang Allah menciptakan kesegeran saat meneguknya, maka sesungguhnya kitab ini diibaratkan sebuah cahaya murni yang Allah menciptakan fath (baca: pembukaan ilmu) dan penjagaan saat membacanya. Beliau menamakan kitabnya dengan nama “Fathul Ilâh”, alangkah butuhnya seorang penuntut ilmu di masa sekarang ini kepada kitab seperti ini.” (al-‘Allamah al-Habib Ahmad ibn Alwi al-Habsyi, Cucu Sang Pengarang)

“Semoga buku ini dapat dijadikan bahan telaah oleh para santri dan pelajar di pondok-pondok pesantren, di sekolah-sekolah, para mahasiswa di perguruan tinggi Agama, juga para peserta pengajian-pengajian umum dalam majelis-mejalis taklim yang diselenggarakan di masjid atau di mushola yang lazimnya menjadi tumpuan bagi mereka yang ingin menggali dan menimba ilmu syariat agama Islam.” (al-Ustadz al-Habib Alwi ibn Ali al-Habsyi, Pengasuh MT al-Hidayah dan Ponpes Riyadhul Jannah, Solo)